Erna Dwi Susanti Personal Site

Home » » TTG

TTG


sumber gambar: noor-ul-ainhanif.blogspot.com



Teknologi Tepat Guna, itulah yang familiar atas tulisan singkat judul di atas. Suatu teknologi yang diolah dari segala renik yang dipandang kurang bermanfaat dibubuhi sentuhan ringan inovasi akhirnya hadirlah sebuah cetusan ide yang baru, ide pemanfaatan yang tepat dan berguna. Tepat atas keinginan yang diharapkan dan berguna untuk menutupi kebutuhan yang dimiliki, baik itu konteksnya individu, kelompok, masyarakat ataupun warga dunia.

Namun, tampaknya tak keren kalau berbicara masalah yang biasa-biasa saja. Saatnya buat gubrakan baru, menawarkan sajian yang berbeda. TTG penulis mendefinisikan dengan gambaran yang berbeda. Team Tak Group. Ya, lagi-lagi memanglah berbeda. Sampai kapanpun tim berbeda dan tak sama dengan grup. Berangkat dari keinginan untuk bersama-sama menyadari, memahami sampai akhirnya dengan penuh keihlasan rela bergerak, melompat dan berlari.

Yang merasa tertantang dan suka dunia perpolitikan, mangga’ disimak. Yang suka dunia organisasi mari diikuti, yang suka dunia sendiri silahkan direnungi. Dan yang tak suka dunia sempatkan untuk dibaca ^^.

Karena manusia tidak selalu hidup seorang diri, makanya ia disebut sebagai makhluk sosial. Layaknya sang Tarzan yang katanya manusia hutan tapi dia juga membutuhkan makhluk lain untuk teman hidupnya. So, jangan memungkiri kita butuh adanya kerjasama. Yang dari adanya kerjasama akan muncul konsep simbiosis, menguntungkan, merugikan atau tak bawa efek. Pola indah kerjasama tergantung pada kesepakatan.

Kerjasama terbentuk karena adanya dua orang atau lebih yang menghimpunkan diri dalam satu kesatuan untuk menggapai tujuan, mimpi, cita dan harapan yang telah disepakati. Masuk di dalamnya aturan dan tata tertib bersama. Intinya, segala aspek gerak dibuat atas dasar kemufakatan.

Dalam ranah kerjasama ada istilah gotong royong. Di mana banyak orang mengidentikkannya dengan istilah kerja kelompok (group work) ataupun kerja tim (team work) dan beberapa istilah lain yang sering digunakan. Dua istilah yang diidentikkan itulah yang ingin dijabarkan di sini.

Ada pandangan pula yang menyebutkan; kompak atau tidaknya suatu kesatuan dinilai dari bagaimana kinerja dan keberjalanan mereka di kesatuan (utility) tersebut. Kinerja yang dilakukan untuk menggapai cita-cita, mimpi, harapan dan keinginan bersama. Kalau kerja kelompoknya kompak maka akan ternilai sebagai kesatuan yang solid, kalau kerja timnya tak tampak maka dinilai sebagai gejala rusaknya kesatuan tersebut.

Satu kiasan yang semoga bisa menggambarkan. Team work itu berbeda dengan group work, terlebih dalam implementasi kerja di lapangan. Kalau basic yang digunakan dalam group work adalah kinerja selalu bersama-sama, ada meja satu kalau dalam kelompok ada 10 orang ya secara bersama-sama 10 orang tersebut mengangkat 1 meja. Mungkin secara kasarannya dikenangkan dalam pribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Kalau lama ya bersama, kalau sebentar ya dirasa. Memang ada kelebihan, tapi tak sedikit kekurangan yang memang harus diselesaikan.

Sekarang beralih pada maksud dari team work (kerja tim), dalam tim tidak selamanya harus bersama tapi di dalam tim dikenal dengan pembagian tugas dalam kerangka kerjasama. Ada mereke yang mendapat tugas sebagai pemikir sekaligus pengonsep, ada yang berwenang sebagai pengorganisir dan ada yang memiliki kewajiban eksekutor (pelaksana) dan tidak lupa ada yang bertugas mengevaluasi. Ada tingkatan yang memang harus dibagi, karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama, dan tidak semua orang memiliki kemauan yang sama. Tampaknya dengan adanya kerja tim, sebuah kesatuan akan lebih masif dalam bergerak, melompat dan berlari. Kesatuan apapun itu. Organisasi mahasiswa, tatanan kerja, politik sosial pemerintahan ataupun struktur kewirausahaan dan sebagainya. Adakan pengaturan, dan kembali jangan tinggalkan makna besar dari sebuah kebesaran hati. Berubah, mengubah dan diubah.

0 komentar:

Posting Komentar