Sumber gambar: gen22.net
Seperti hari sebelumnya masih di gemerlap rahmat Tuhan dalam balutan Ramadhan. Malam ini, kesempatan bahagia masih menghendaki bersama denganku, dengan sahabatku, dengan adik-adik tingkatku, dengan mereka yang merapatkan kaki dalam cerita indah bernama ukhuwah. Kami memang bukan saudara sedarah, namun ikatan cinta dalam rantai aqidah telah menyatukan kami, islam membawakan kami dalam barisan emas keberjama'ahan.
DKM al Ihsan STKS Bandung, selama empat tahun ini belum berniat mengalihkan amanah panitia Ramadhan pada yang lain, atau lebih simpelnya karena kader yang ada silih berganti dan lagi-lagi Tuhan masih menghendaki aku dan para sahabatku membersamai adik tingkat dalam menjalankan ritme dan rangkaian tugas demi tugas. Meski layaknya katak dalam tempurung (karena hampir seluruh ramadhan 1433 H ini harus dijalani di lingkungan kampus sendiri) tapi satu kenikmatan sungguh melegakan ditambah dengan rasa syukur semakin hari terasa semakin meningkat, karena setidaknya aku secara pribadi bisa belajar masak dan menuangkan ide jahilku untuk menyiapkan ta'jil berbuka setiap hari dan terkadang memasak makanan berat bersama akhwat-akhwat yang luar biasa.
Dan kali ini sungguh spesial, layaknya kaum hawa yang hobi berbelanja maka akupun juga tak dapat memungkirinya, tak apalah ba'da dzuhur menyempatkan bertitah ke Pasar Baru, membelanjakan uang THR an ^^. TTak terasa beberapa kali berputar dan beberapa kali eskalator naik dan turun dititi waktu sudah menunjukkan pukul 15.20, berarti beberapa saat lagi waktu ashar sudah akan masuk. Dan kewajiban berbelanja perlengkapan takjil harus segera ditunaikan, lagi-lagi ini adalah salah satu resiko atas pilihan yang kami ambil, memilih masak takjil sendiri setiap harinya. Dan tiba saat yang aku cemaskan dari beberapa hari kemarin, saat akhwat sudah pada mudik dan hanya tertinggal beberapa di bumi pasundan ini. Berat atau ringan ini adalah konsekuensi atas amanah dan resiko atas pilihan, so tak ada pilihan lain selain menjalani tanpa mengeluh.
Menyiapkan minuman, makanan, meski tidak sampai ribuan tapi cukuplah membuat kaki tak berhenti mondar mandir dan tangan tak tega berpangku melihat kesibukan yang lain. Kami harus saling membantu dan meringankan, satu konsep kecil yang diajarkan dalam ukhuwah yakni saling mengerti dan memahami.
"De, adik yang bagian nyiapin isian ini dalam gelas ya, de' Midha adik yang bagian nyiapin piring dan sendok, teh Irma lanjutkan ngupas ini, mbak Dhelta es nya ditambah ya jangan kayak kemarin kayaknya kurang...dan....dan...". Harap maklum ketika satu tindak otoriterku kembali menyapa di kesempatan seperti ini.
Alhamdulillah, 17.30 semua siap terhidang dan makanan+minuman yang ditargetkan sudah siap terhidang. Tampaknya berlebih yang dibuat hari ini, kebingungan mau dikemanakan akhirnya adik-adik SD binaan teman-teman KAMMI STKS datang menyambangi masjid dan buka puasa bersama mereka pun kami lengkapkan. Ramai, penuh dengan sendau gurau, entahlah kata apa yang bisa menggambarkan kebahagiaan ini. Nikmat yang luar biasa.
Tanpa ada angin, tanpa hujan, seorang adik yang kukenal santun tiba-tiba memecah keheningan, "kak-kak, minumannya manis, semanis wajah kakak", astaghfirullah, merona merahlah wajah ini. Tapi tak dapat kupertahankan dalam waktu yang lama, rasa sakit menghancur leburkan sanjungan itu. Anak kecil sudah dengan leluasa meniru gaya gombal, mengikut ajakan yang tak karuan. Gombal Warning!
Yaa Rabb, hamba mohon ampun atas amanah yang terlupa ini, atas titipan yang tak sanggup terjaga. Bimbinglah hamba untuk mengarahkan adik-adik hamba, aamiin. Dalam kegamangan dan menenggalamkan suara berat dan dalam doa itu terpanjatkan.
Mata tombak itu telah tertumpulkan keadaan, puncak menara itu telah ditutup rapat oleh semen kesewenang-wenangan. Jaman telah mendidik, namun globalisasi juga senantiasa menggerus habis tata krama dan sopan santun. Yang liberal yang mereka kenal dan tata krama aturan dengan lancar terhilangkan.
Himbauan terpusat ikhwah, ayo kita belajar mengajak pada yang benar, belajar berbenah dan membenah. Belajar terjaga dan menjaga. Semoga segala ikhtiar kita ternilai sebagai momentum perbaikan, pelaksana mandat dan amanat khalifah dan makhlukNya.
Wallahu 'alam bishshowab
Ern Hidayatul Ulya
ernastksbandung@yahoo.co.id
0 komentar:
Posting Komentar