Dari mana datangnya lintah?
Dari sawah turun ke kali.
Dari mana datangnya cinta?
Dari mata turun ke hati.
Guru
bahasa Indonesia semasa SD dulu sering menugaskan untuk membuat kalimat
bersajak. A-A, A-B, atau apa sajalah. Yang penting bermakna dan berpungkasan
sama atau senada. Kalimat itu juga masuk sebagai bagiannya, ia bersajak
A-B-A-B. Inti yang terkandung di dalamnya adalah sebuah cinta akan
berawal ketika ia mengetuk mata terespon oleh syaraf otak, hati juga
berkontribusi akhirnya masuk ke hati. Ada bunga, indah dan cinta di
sana.
Ah, nampaknya tiada menjadi seorang pakar juga kalau
harus menceritakan tentang cinta. Takut banyak yang salah dan takut ada
yang kurang tepat. Ada cerita yang hendak disajikan berangkat dari
pengalaman pandangan.
Kuliah siang bolong, bukan menjadi
pilihan yang ideal bagi semua orang. Termasuk mahasiswa STKS. Dosen
belum datang sudah hampir di dua puluh menit pertama, BT tentulah itu
yang dirasakan. Kududukkan jasad di bangku koridor mading.
Ya, ada buku bacaan di tangan kurasa sudah cukup untuk menunggu.
“hoeee,
ada wacana tentang melarang merokok di kampus ni.”, teriakkan seorang
mahasiswa laki-laki pada teman yang duduk jauh di seberang, sembari
berdiri tepat di depanku dan menghadap mading yang berisikan artikel
tulisan seorang partner dakwahku, Muhammad Joe Sekigawa.
Pandang balasan acuh yang mereka (teman-temannya) berikan. Atau tak berespon mungkin yang lebih tepatnya.
“Kita
kan, para penggemar rokok, bagaimana kalau artikel ini kita robek
saja?”, entah dengan keseriusan atau nada bercanda, sengaja tak
kuperhatikan nada bicaranya. Tertatap, lantas muncul bayangan “kasihan”
tertuju untuk anak itu.
Tak lama, isyarat dari
teman-temannya yang memberi penjelasan pada si dia, kalau ada orang di
belakangnya segera ia tangkap. Dengan muka padam karena malu ia kemudian
diam. Wah, gak enak hati nampaknya. Yaha, aku tak berucap apa-apa untuk
dia, aku tak melempar apapun ke hadapannya, hanya sekilas pandangan
yang memperhatikan yang aku berikan. Kasihan. Dan ungkap itulah yang
bisa saya manifestasikan.
Kawan, lama wacana itu ingin
kami munculkan. Tapi memang terlampau sulit dan berbelit. Mulai dari
birokrasi lembaga yang mengatakan bahwasanya merokok di lingkungan
kampus sudah menjadi perihal yang melembaga. Bukan Cuma di kalangan
mahasiswanya saja bahkan mayoritas dosen maupun pegawainya juga
demikian. Jadi akan sangat frontal isu itu kami bawa.
Bukankah
Allah tidak tidur, itulah salah satu jalan yang nampaknya diberikan
sebagai metode untuk berdakwah. Yang basisnya dikatakan sebagai sekolah
kedinasan, tapi banyak orang yang gemar mengisap rokok di area
perkuliahan. Tragis, miris, ironis bahkan memalukan. Kedinasan tapi
penuh dengan perokokan.
Pandangan yang ingin meminta
pertanggung jawaban. Dengan bangga ia menyatakan diri sebagai penggemar
rokok dan dengan lantang ingin merobek artikel tersebut. Dan inikah yang
disebut keberanian? Ya, sebanding dengan kegiatan kemahasiswaan yang
mengadakan turnamen dengan sponsor utama perusahaan rokok.
Gempar
mungkin akan terjadi sementara. Dan pandangan tajam itu tidak banyak
yang memberikan. Hanya mereka memilih diam serta yang paling tragis
datang bersorak-sorai dan kemudian mengucapkan selamat dan memberikan
jempol.
Ya Rabb, karuniakanlah kepada kami keikhlasan,
tetapkan kami menempuh langkah-langkah kebenaran dan ridhoilah kami
untuk memiliki mata-mata tajam kekritisan. Aamiin ya Rabb al amiin..
Bandung, 19 Maret 2012
19:47
Ern Hidayatul Ulya
Home »
ARTIKEL LEPAS
» Pandangan Tajam
Pandangan Tajam
Posted by Erna Dwi Susanti
Posted on 01.55
with 1 comment
Terbaru dan mudah untuk digunakan bagi kamu pecinta serial drama korea, sudah tau kalau sekarang menonton film drama korea sangat mudah, cukup download aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay gratis MYDRAKOR menghadirkan nuasa menonton film drama korea sangat mudah, MYDRAKOR banyak pilihan film drama korea terbaru.
BalasHapushttps://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main
https://www.inflixer.com/