Fasilitas
yang lengkap, pemandangan yang tenteram, taman kecil yang tertata indah
menyempurnakan ke-esotikannya, matahari terbit setiap hari bisa menyapa dan
menghangatkan ruangan melalui celah-celah ventilasi yang tertata dengan rapi,
sehat dan sejuk terirama. Tempat yang memang dianugerahkan oleh Nya. Entah ini
adalah sebuah nikmat dan jawaban atas do’a selama ini, atau sebuah ujian atas
keberadaan dan uji kelayakan iman lainnya. Tapi keduanya juga tidak beda tipis,
bahkan bisa dikatakan suatu kesamaan. Bukankah nikmat juga bagian dari ujian?
Segala
puji syukur hanya pantas terpanjat padaNya. Nampaknya tidak afdhol jika pagi
hari tak dihabiskan dengan bercengkrama dengan ikan-ikan kecil di kolam depan.
Nila, mas, mujair, gurame berhabitat dalam satu kolam, nampak rukun mereka
hidup berdampingan. Berkelompok dengan bangsanya, sesekali juga mereka lakukan
tapi membaur bersama lebih sering mereka
perlihatkan. Rukun, berdampingan satu dengan yang lainnya.
Duhh,
ada yang luput dari pengamatan. Ada satu ikan yang berbeda dari yang lainnya.
Ia berwarna mencolok, terang, merah bercampur putih bersih. Cantik!
Berkeliaran, berlari dalam air dengan penuh bebasnya, tapi ia hanya seekor
tanpa ada yang serupa dan sewarna.
Gemericik
air diiringi instrumen alpha relaxation tanpa sadar mengajak perasaan dan akal
bersinergi, diajaknya sedikit bersenandung di alam mereka, seekor ikan koi itu
yang dijadikan topik bahasan kali ini. Ia digariskan hidup dalam air,
mengahabiskan waktu dengan kelopak mata yang tak pernah tertutup, dalam keadaan
tidur ataupun jaga. Menghirup dan menghembus nafas dengan insang dan kepak
sirip. Bergerak santai dan gontai, menyisir air sesukanya. Kali ini ia hanya
tinggal sendiri di habitat kolam kecil, tak ada yang menyertai dari kalangan
yang setipe dengannya. Ia membaur dengan Mas, Nila, Gurame dan Mujair-mujair
besar itu. Fleksibel meski dengan kesendiriannya, tetap ramah meski dengan
postur badan kecilnya. Tak kenal takut, minder atau memilih mengisolasikan
diri. Beradaptasi, mungkin itu kunci yang terus dibawanya.
Teringat
pelajaran biologi sewaktu SMA kelas 1 dulu, kalau sekarang dengan kurikulum
KTSP disebutnya kelas 11. Di sana ada bahasan tentang materi adaptasi, ada
fisiologi, morfologi dan tingkah laku. Di sana ada subbab tentang seleksi alam
juga, satu bentuk seleksi yang diberikan oleh alam pada makhluk hidup yang
tinggal di dalamnya, dan makhluk hidup harus melakukan pertahanan diri untuk
bisa menetap dan melanjutkan kehidupannya di sana, dengan beradaptasi itulah mereka
(para makhluk) bisa mengatasi seleksi alam. Seekor ikan koi di hadapanku ini
juga termasuk di dalamnya. Ia juga melakukan proses demi proses adaptasi.
Menjadikan kesendiriannya sebagai senjata untuk bisa bersama, menjadikan
keasingan dirinya sebagai bekal untuk berelasi, menjalin komunikasi dan
interaksi lainnya.
Berawal
dari kelemahan itulah ia bangkit, berasal dari keterbatasan itulah ia akhirnya
kreatif, menembus ketidak samaan untuk merengkuh kebersamaan. Hadir dengan
perbedaan untuk mewarnai dan mencari warna. Tanpa pernah merasa paling rendah
ataupun melambung karena menganggap diri paling tinggi.
Kawan,
satu edisi yang semoga tetap bisa menjadi pembelajaran bagi jiwa kita yang
senantiasa haus akan pemaknaan dan pembelajaran. Kapan dan di manapun kita
masih bisa untuk berhikmah, berlapanglah dan terus mengasahlah. Salam
pembelajaran.
Kadakajaya,
Tanjung Sari, Sumedang
23
Maret 2012
Ern
Hidayatul Ulya
0 komentar:
Posting Komentar