Oleh : Erna Dwi Susanti
Sebagai
seorang analisator dan pejuang kepentingan umum, atau pemerhati masalah sosial
kemasyarakatan, terkhusus masalah kemiskinan. Setidaknya, di samping realita
kemiskinan yang kita dapati di lapangan, juga harus diadakan pemahaman lebih
detail terkait apa saja bentuk usaha pengentasan kemiskinan yang sudah ada dari
pemerintah. Baik program yang masih dalam tataran wacana, ataupun ataupun
program dan kebijakan lain yang sedang dilaksanakan.
Sehingga
dengan demikian, sebuah analisa kondisi kemasyarakatan yang kita miliki bisa
berimbang, dan usulan strategi penanganan masalah yang ada lebih bisa masif dan
progresif. Di mana wujud evaluasi tersebut ternilai sebagai penambal celah yang
masih berlubang, pelengkap kebijakan dan program yang masih kurang.
![]() |
Sumber gambar : bahimrahmat.blogspot.com |
Di
bawah ini, dijelaskan beberapa
perwujudan program dari Pemerintah, melalui masterplan percepatan dan perluasan
Pengurangan Kemiskinan di Indonesi (MP3KI). MP3KI memiliki targetkan angka
penurunan kemiskinan hingga tinggal 3-4 persen pada tahun 2025 dengan pilar
utamanya adalah klaster 1 hingga 4, konektivitas, aksesibilitas, kemudian
pemerintah daerah yang rencananya Kecamatan sebagai pilar terdepan. MP3KI
menempatkan program pengurangan kemiskinan dan penangguran sebagai prioritas
utama dengan berkurangnya angka kemiskinan dari 16,7% menjadi 11,25% pada Maret
2014.
MP3KI
(Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia)
merupakan aksi percepatan dan perluasan pemerintah, sehingga pengurangan kemiskinan
lebih terwujud dengan melakukan percepatan perluasan.
Tujuan
dari adanya MP3KI adalah sebagai akselerasi pengurangan kemiskinan. Sasaran
dari master plan tersebut tingkat kemiskinan 3-4% pada tahun 2025, kelompok
sasar keluarga sangat miskin yang berjumlah sekitar 24%. Khususnya kelompok
yang berkaitan dengan pertanian dan perikanan di daerah.
Bentuk
pendekatan yang digunakan adalah pemenuhan
kebutuhan dasar dan peningkatan pendapatan melalui integrasi/sinergi program
kemiskinan ssuai wilayah melibatkan pemerintah, BUMN, swasta dan masyarakat.
Wujud
strateginya dengan perbaikan sistem jaminan sosial dan peningkatan taraf hidup
masyarakat yang berada di garis kemiskinan.
Klaster 1 Bantuan dan
Perlindungan Sosial
Klaster
1 diibaratkan sebagai ikan. Melalui program ini Pemerintah memberikan bantuan
pada masyarakat miskin atau rumah tangga sasaran (RTS) berupa:
·
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) untuk 33,6 juta siswa SD/sederajat, 16,6 juta siswa
SMP/sederajat dan 10,4 jut siswa SMA/sederajat. Anggaran BOS tahun 2014 sebesar
Rp 28,17 triliun. BOS per siswa untuk pelajar SD Rp 580 ribu per tahun, siswa
SMP Rp 710 ribu per tahun dan siswa
SMA/sederajat Rp 1 juta per tahun.
·
Beras
subsidi atau beras untuk rumah tangga miskin (raskin) 15 kg/RTS/bulan dengan
harga Rp 1.600/kg. Anggaran subsidi Raskin tahun 2014 sebesar Rp 18,8 triliun.
·
Program
Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM),
setiap RTSM mendapat Rp 800.000,- Rp 2,8 juta per tahun. Anggaran tahun 2014
sebesar Rp 5,5 triliun untuk menangkau 3,2 juta RTSM.
·
Sistem
Jaminan Kesejatan Nasional (JKN) mulai dilaksanakan pada 1 Januari 2014 oleh
BPJS Kesehatan. Pemerintah mengalokasikan dana Rp 19,6 triliun bagi 86,4 juta
Penerima Bantuan Iuran (PBI).
·
Bantuan
sosial untuk pengungsi/korban bencana alam/sosial.
·
Bantuan
untuk penyandang cacat Rp 300 ribu/bulan.
·
Bantuan
untuk lanjut usia (Lansia) terlantar Rp 200/ribu/orang/bulan.
Klaster 2 Pemberdayaan
Masyarakat
Klaster
2 diibaratkan sebagai kail. Melalui program ini Pemerintah melaksanakan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
·
Dilaksanakan
oleh 5 Kementerian; Kemendagri, PU, PDT, Pertanian dan Pariwisata & Ekonomi
Kreatif.
·
Anggaran
PNPM 2014 sebesar Rp 14,4 triliun
·
Setiap
kecamatan memperoleh dana hingga Rp 3 miliar
·
Untuk
2014 sasaran yang akan dicapai 6.914 kecamatan, 495 kabupaten/kota, 33
provinsi.
Klaster 3 Kredit Usaha
Rakyat
Klaster
ini diibaratkan sebagai perahu. Melalui program ini usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 33 bank, yakni BRI,
BNI, Bbank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin, Bank BTN, BNI Syariah
serta 26 Bank Pembangunan Daerah BPD).
·
Pemerintah
memberikan jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) sebesar
Rp 2 triliun/tahun.
·
Sejak
diluncurkan pada tahun 2007 hingga April 2014, KUR yang sudah dikucurkan
mencapai Rp 150,26 triliun dengan jumlah debitur mencapai 10,78 juta orang.
·
KUR
Rp 20 juta diberikan tanpa agunan. Sasaran KUR tahun 2014 sebesar Rp 38
triliun.
·
Persyaratan
memiliki usaha tetap, KTP, KK dan Keterangan Usaha dari desa/keluarahan.
·
KUR
untuk TKI dengan kredit sesuai kebutuhan ke negara tujuan. KUR untuk perkebunan
diberikan waktu hingga 13 tahun.
Klaster 4 Program Pro Rakyat
Program
Rumah Swadaya tahun 2013 dialokasikan Rp 2,296 triliun untuk membangun 225.102
rumah di 349 kab/kota. Pada tahun 2012 dengan anggatan Rp 1,6 triliun, telah
dibangun 248.134 unit rumah, terdiri dari pembangunan baru sebanyak 18.134 unit
dan penigkatan kualitas sebanyak 230.000 unit, yang tersebar di 224
Kabupaten/Kota.
Program
Kendaraan Umum Angkutan Murah pada tahun 2013 dengan anggaran Rp 2,07 triliun.
Program
Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2013 dianggarkan Rp
5,576 triliun meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 2,146 triliun.
Program
Listrik Murah dan Hemat tahun 2013 dengan anggaran sebesar Rp 200 miliar.
Peningkatan
Kehidupan Nelayan tahun 2013 dianggarkan Rp 901 miliar.
Program
peningkatan kehidupan masyarakat miskin perkotaan tahun 2013 dianggarkan Rp
133,2 miliar. Pada tahun 2012, anggarannya Rp 74,77 miliar di 5 kota yakni DKI
Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar.
0 komentar:
Posting Komentar