Erna Dwi Susanti Personal Site

Selama Masih Mahasiswa










Status yang disebut sebagai posisi yang bebas dari salah kali ini ane sebut ‘mahasiswa’. Kenapa tidak? Semua yang dijalankan kalau salah selalu dimaafkan, penuh dengan pemakluman ‘maklum masih mahasiswa’. Segala hal, sekali lagi saya tegaskan ‘segala hal’ tidak akan pernah disalahkan.

Dengan kesempatan yang mumpung seperti itulah sangat sayang kalau tidak dimanfaatkan, sangat sia-sia kalau diterlantarkan. Manfaatkanlah untuk berprestasi, manfaatkanlah untuk mencari dan menggali pengalaman. Bagaimana tidak, sudah beda sejarah dan ceritanya kalau label mahasiswa sudah kamu lepaskan. Meskipun itu baru satu detik setelah selesai proses wisuda.

Pertanyaan mencibir yang seringkali muncul adalah pertanyaan menghakimi, menyalahkan dan mencibiri. ‘Masak sudah sarjana seperti itu?’, ya senada dengan itulah kalimat sindiran dari mereka. Setelah menyandang gelar sarjana pasti dianggap menjadi orang yang paling bisa, pasti bisa bahkan dituntut untuk harus bisa.

Kesempatan emaspun juga terkesan terbuka sangat lebar, asal bumbu ‘aktif’ tidak ‘pasif’ mau dimainkan segalanya akan bisa dijalankan. Banyak event yang diselenggarakan khusus buat mahasiswa, tidak umum, tidak untuk pekerja dan semuanya. Mumpung masih jadi mahasiswa. Berkaryalah.

Kalau sudah tua wajar untuk melakukan banyak pemikiran untuk membuat pertimbangan. Tapi kalau masih muda, langsung saja eksekusi. Belum banyak pengalaman yang bisa kalian jadikan untuk menimbang. Semangat dan salam sukses menjadi mahasiswa yang benar-benar mahasiswa.

Sragen, 19 Desember 2013

Ern Hidayatul Ulya

Kemiskinan Egaliter



Berharap untuk mendapatkan finansial berlebih bukanlah sifat yang layak dipertahankan bagi seorang pekerja sosial (social worker). Meskipun identitas sudah menjadi seorang pekerja professional karena telah memegang nilai, skill dan pengetahuan tentang pekerjaan tersebut visi dan misi yang profit oriented tidak layak disandingkan di sini.

Simaklah, di satu kantor penanggulangan kemiskinan di mana aku ditempatkan untuk 2 tahun ke depan. UPTPK Kabupaten Sragen. Kalau kalian menyempatkan diri barang satu atau dua jam duduk mengamati akan beragam latar belakang dari penerima layanan yang datang. Mereka beragam latar belakang, agama, karakter, wajah, agama, ras, sifat dan pembeda lainnya. Hanya satu saja yang masih menyamakan mereka, miskin dan bersama, mereka ingin disejahterakan.

Mereka ada yang datang dengan jalan kaki dari jarak yang terlampau jauh untuk kemudian mendapatkan bantuan. Ada yang datang dengan bersepeda dengan jarak tempuh sekian sekian kilometer jauhnya, Nelangsa. Kalimat itulah yang mencerminkan mereka dan kondisinya.

Untuk berobat mereka tidak ada biaya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka juga jauh dari ala kadarnya. Semua serba minim, kecil dan terbatas.

Hakikatnya mereka tidak pernah meminta untuk menjadi miskin, sakit ataupun menderita lainnya. Tapi bukankah wujud kasih saying dan cinta dari Tuhan penciptanya itu Maha Sempurna? Melalui celah apapun semua bisa digunakan untuk  menambah kadar cinta dan ketaatan kepadaNya. Illahi Rabbi.

Jika memang sekarang posisi kita sedang di atas jangan enggan untuk sesekali menunduk melihat bagaimana kondisi mereka dan penghidupannya. Jika sekarang kita sedang di masa keemasan jangan angkuh untuk menyapa mereka yang hanya bisa tinggal di kolong-kolong jembatan.

Sobat, satu pesanku, berbekal charity dan professional mari membantu, mengajak mereka menatap segar mentari pagi dan sinar jingga matahari senja.  

Idola Jalanan


Ensiklopedia mana yang menjelaskan bahwa yang berhak tenar, terkenal dan punya penggemar hanya artis, politikus dan petinggi-petinggi Negara saja? Kali ini ada satu cerita yang sepertinya seratus delapan puluh derajat akan mempengaruhi mindset berpikir kalian.

Apa profesi tokoh idola yang hendak kuceritakan pada kalian kali ini? Jreng jreng. Skip dulu ah. Kita sapa saja dulu dia dengan nama berinisial A. yuhu, Ari nama biasa yang digunakan untuk memanggilnya. Layaknya seorang artis papan atas, tak jarang pemuda 27 tahunan ini kerap mendapatkan ransum (bungkusan makan) setiap harinya. Dari siapa? Dari para penggemarnya. Tak hanya itu para penggemar ini tahu banget jam terbang dan jadwal dari Ari, dengan sabar mereka menunggu untuk sekedar menyapa dan foto bareng bersamanya.

Biar lebih enak ceritanya langsung saja lengkapkan identitasnya. Oke, Ari ini adalah seorang sopir bus jurusan Surabaya – Sragen. Nama busnya tak usah di blow up ya guys. Entah inner handsome eh maksudnya inner beauty apa yang menyebabkan si Ari ini memiliki banyak penggemar.

Takjub sih wajar, gimana tidak? Seorang sopir yang notabene bertugas untuk mengemudi bus harian dengan trayek Surabaya ke Semarang seperti ini punya idola luar biasa banyak dan setia seperti mereka. Tambahan buat kalian ketahui ni Guys, para penggemar Ari selalu menunggu kedatangan Bus yang dikemudikannya di salah satu sisi di Kota Sragen, dan tidak akan pulang sebelum ia datang. Kalau sudah lewat di lokasi penantian, apa yang dilakukan mereka? Sekedar bersalaman dan memberikan ransum makanan, ditambah foto bareng. Ini rutin, setiap hari dijalankan. Kalian tampaknya suatu ketika perlu membuktikannya.

Tebakan kita mungkin antara lain; Dia cakep ya? Pasti penggemarnya para perempuan ABG, ibu-ibu? Oho tidak-tidak, tebakan kalian kali ini tidak bisa saya benarkan. Dari segi tampang, wajahnya standar, bukan wajah korea-an, dan penggemarnya pun bukan perempuan tapi justru anak laki-laki usia SMP-SMAan. Semakin menjadi-jadi penasaran kita kali ini, apa sebab yang membuat para penggemar seperti ini? Ini adalah masalah hati, perasaan dan kekaguman. Mereka (para penggemar) yang sudah membentuk satu wadah tersendiri, sebut saja AFC (Ari Fans Club) memiliki kekaguman tersendiri atas kelihaian Ari dalam mengemudi, terpikat oleh kesantunan, keramahan dan kebaikan yang ada di diri Ari.

Sempurna sudah. Seperti apapun kondisi fisik yang dimiliki bukan menjadi poin penilaian utama bagi seseorang. Ada unsur inner beauty yang menjadi komoditas utama dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama. Well. Sampai jumpa di cerita dan inspirasi Ern selanjutnya ya..

Romantis Garis Keras






Sapa mereka dengan satu hastag #romantisgariskeras dan bisa juga kita akronimkan dengan #RGK. To be continue ya..

Hari Kesetiakawanan Sosial



Tidak akan lama, Indonesia akan ditegur dengan satu bahasa. Kesetiakawanan Sosial. 20 Desember mendatang. Masih asing dengan asal muasal dan sejarah HKSN? Eh iya, HKSN itu akroniman dari Hari Kesejahteraan Sosial Nasional.




Simak dulu ya apa yang ada di  Buku Sejarah Kita
 
Halaman kesekian ada penjelasan baru yang menjelaskan  bahwasanya tanggal 20 Desember 1948 merupakan hari yang diabadikan sebagai sejarah Indonesia. Tepat di tanggal tersebut, telah terjalin kemanunggalan (persatuan) antara TNI dan rakyat Indonesia. Hari tersebut juga tepat dihitung sehari setelah terjadi agresi militer Belanda.

Pastilah kekuatan luar biasa yang tampak, dua kekuatan besar (TNI dan rakyat) yang dimiliki bangsa Indonesia bahu membahu dalam perjuangan menepis para penjajah Belanda. Ruh kesetiakawananlah yang tulus mendasari, melandasi dan melatarbelakangi persatuan ini. Diperkuat dengan rasa tanggung jawab yang tinggi mereka pada tanah air Indonesia tumbuhlah solidaritas dan rasa kepemilikan (self of belonging) yang besar. Indonesia harus benar-benar merdeka, bebas dari cengkeraman aggressor.  Sekuat itulah idealisme mereka saat itu.

Mereka mengenal Mutualisme

Di masa perjuangan itulah rakyat memberikan sumbangsih segala yang menjadi milik mereka. Mereka membantu perjuangan para pahlawannya dan para prajurit TNI selalu siap melindungi rakyat dari angkara murka penjarah milik rakyat. Rakyat dari semua golongan turut bertempur, mereka menolong dan merawat para prajurit yang terbunuh maupun terluka. Tepatlah ini disebut sebagai simbiosis mutualisme.

Kelanjutannya,

Berlanjut kalau kalian mengadakan ekspedisi ke tanahYogyakarta. Lokasi di sekitaran Malioboro ada satu monumen yang cukup besar, masih pada ingat monument apa namanya? Benar "Serangan Umum 1 Maret 1949”.  Peristiwa tersebut juga sebagai salah satu wujud kesetiakawanan sosial  yang sudah ditumbuhkembangkan dalam skala nasional, hingga ke seluruh pelosok tanah air.

Serangan Umum 1 Maret ini mempunyai arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mempunyai arti politik yang sangat krusial bagi dunia internasional terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tepatlah kalau rasa kesetiakawanan social merupakan amunisi terkuat dan persenjataan tercanggih dari aspek sosial. Ruh inilah yang dinyatakan kuat menjiwai perjuangan dan berhasil mengusir penjajah selama-lamanya.

Mengambil sari hikmah, berbekallah kesetiakawanan sebagai senjata sosial untuk menyelesaikan segala permasalahan sosial yang hinggap di Indonesia saat ini. 

Ern Hidayatul Ulya | 12 Desember 2013

Team 5


Ini adalah team, bersama dengan berbagai tantangan yang disusun bersama. Berangkat dari satu mimpi yang sama."Belajar ke Luar Negeri". Mimpi hanya akan sekedar mimpi kalau tidak ada perjalanan dan tindakan untuk mengeksekusi. Dan biar lebih akrab bisa kalian menyapa kami dengan sebutan "team 5".

Dari foto, personilnya, tiga orang ikhwan ditambah dua akhwat,  satu lagi adalah adik kelas kami, sebut namanya Ibhen.

Karya perdana yang kami persembahkan untuk para pemburu beasiswa, terlebih yang berangkat dari almamater Kampus Dago 367 Bandung, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial adalah sebuah buku berjudul The Book of Dreams.