Status yang disebut sebagai posisi yang bebas dari salah kali
ini ane sebut ‘mahasiswa’. Kenapa tidak? Semua yang dijalankan kalau salah
selalu dimaafkan, penuh dengan pemakluman ‘maklum masih mahasiswa’. Segala hal,
sekali lagi saya tegaskan ‘segala hal’ tidak akan pernah disalahkan.
Dengan kesempatan yang mumpung seperti itulah sangat sayang
kalau tidak dimanfaatkan, sangat sia-sia kalau diterlantarkan. Manfaatkanlah
untuk berprestasi, manfaatkanlah untuk mencari dan menggali pengalaman. Bagaimana
tidak, sudah beda sejarah dan ceritanya kalau label mahasiswa sudah kamu
lepaskan. Meskipun itu baru satu detik setelah selesai proses wisuda.
Pertanyaan mencibir yang seringkali muncul adalah pertanyaan
menghakimi, menyalahkan dan mencibiri. ‘Masak sudah sarjana seperti itu?’, ya
senada dengan itulah kalimat sindiran dari mereka. Setelah menyandang gelar
sarjana pasti dianggap menjadi orang yang paling bisa, pasti bisa bahkan
dituntut untuk harus bisa.
Kesempatan emaspun juga terkesan terbuka sangat lebar, asal
bumbu ‘aktif’ tidak ‘pasif’ mau dimainkan segalanya akan bisa dijalankan.
Banyak event yang diselenggarakan khusus buat mahasiswa, tidak umum, tidak
untuk pekerja dan semuanya. Mumpung masih jadi mahasiswa. Berkaryalah.
Kalau sudah tua wajar untuk melakukan banyak pemikiran untuk
membuat pertimbangan. Tapi kalau masih muda, langsung saja eksekusi. Belum banyak
pengalaman yang bisa kalian jadikan untuk menimbang. Semangat dan salam sukses
menjadi mahasiswa yang benar-benar mahasiswa.
Sragen, 19 Desember 2013
Ern Hidayatul Ulya
Label:
OPINI