AMANAH UNTUK PARA PENDAKWAH
(Amanah,
didikan bagi para pembersar)
Pemateri
: Kang Irfan Ahmad Fauzi
Dalam
acara Mabit KAMMI Komisariat ITB-STKS
Assalamu’alaykum wr wb
Apa kabar hari ini, ikhwah? Entah ini sebuah pertanyaan yang kadang terasa jadi tiada makna
karena sering terbiasa. Gak ada yang spesial mungkin. Berawal dari sinilah
jangan pernah lupa akan arti dan kewajiban bersyukur. Sebagaimana awal
pertemuan mabit KAMMI ITB-STKS yang dibuka tepat pukul 20.20 WIB di masjid STKS
Bandung ini. Panjatan syukur tak lupa dituntunkan pemateri (kang Irfan Ahmad
Fuazi) selaku ketua KAMMI Daerah Bandung. Karena sudah sekian banyak nikmat yang menghampiri, menjumpa dan menyapa
kehidupan kita.
Awal langsung diingatkan akan
pentingnya “kebermanfaatan hidup” oleh pemateri. Semakin sibuk, pastinya juga
semakin lebih bisa manfaat.
“Semakin banyak amanah semakin banyak
manfaatnya, semakin sedikit amanahnya dan semakin sedikit pula waktunya. Nikmat
mana yang pantas untuk didustai. Maka bersyukurlah. Capek? Iya, lelah? Jelas
iya. Tapi syukuri juga daripada kita gak ada kerjaan dan setelah ditafakuri apa
sih gunanya. Yuk manfaatkan kehidupan dengan menebar kemanfaatan”, ucap kang
Irfan masih dalam pembukaan materinya yang bertema ‘amanah dan dakwah’.
Satu kutipan yang menyentakkan para
audien dan tampaknya akan menjadi cambuk pedas dari setiap langkah para kader
komisariat ITB-STKS maupun kader-kader KAMMI dan penggerak dakwah yang sedang
berlomba dalam ranah jumpa amal lainnya, beliau mengungkapkan “Tersiksalah
orang yang tidak punya amanah”. Tunggu apalagi? Kalau tidak ingin merasa
benar-benar diadili dengan penyiksaan maka beramanahlah.
Bismillah, mari menyimak materinya ^^
Karena mahasiswa, ayo berangkat dari kuliah,
Mahasiswa memang dituntut untuk selesai
kuliah. Tamat istilahnya. Lantas, apa yang mau dikejar setelah lulus? Singkat
jawabannya “Orientasi mahasiswa tulen itu seharusnya orientasi ilmu bukan
orientasi gelar”. Kalau gelar mah biasanya 4 tahun harus selesai tanpa
memikirkan tentang bagaimana kapasitas ilmu yang didapat selama empat tahun
tersebut. Dan tahukah kita, setidaknya orientasi itu juga yang menentukan masa
enjoy hidup kita selaku mahasiswa. Nikmati arus perkuliahan dan dibarengi
dengan lincahnya kaki beraktivitas dalam dunia-dunia luar. Karena kalau kejar
gelar saja, sangat rugi hanya duduk dan menghabiskan waktu selama empat tahun
di bangku kuliah. Ingat saja!! Bukan waktu ukurannya tapi kapasitasnya. Gunakan Tafakuri
apa yang didapat selama jadi aktivitas. List apa saja yang sudah dilakukan dan
didapatkan selama sekian tahun kempat tahun itu sebagai titik perjuangan yang
tidak merugikan serta tafakuri apa saja yang sudah dilakukan selama jadi
mahasiswa. Cing, gak keren kalau cuma kejar gelar 4 tahun itu rugi...!
Mahasiswa itu harusnya......
Tak sekedar belajar dan duduk di ruang
kelas, tapi bertebar ramai di muka bumi. Karena, hakikatnya amanah itu tolok
ukur. Orang yang banyak amanahnya itu adalah orang yang berkualitas. Kalau
amanahnya sedikit perlu dipertanyakan “kenapa amanahnya sedikit”. Bahasa
kerennya mah semakin keren orangnya
semakin banyak amanahnya.
Dari tuntutan yang gedhe kayak gitu, pastilah muncul pertanyaan besar juga; “Bagaimana biar hidup memang benar-benar
bisa manfaat? Singkat jawabannya, dengan berangkat dari nash yang ada bukankah sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya (baca: memiliki arti untuk
menoreh prestasi/diakui keberadaannya). Itu semua tidak sulit, akan bisa diraih
dengan bergerak. So, bergeraklah kawan. Selincah yang antum bisa, semaksimal
yang bisa antum kejar. Apapun asal ‘luar biasa’.
Tentulah, organisasi tidak hanya dari
KAMMI. Banyak rapat barisan yang membagi nuansa beda dari yang dibawa oleh
KAMMI. Intinya juga, di samping KAMMI tetaplah bergerak di wasilah pergerakan
lainnya. Yang ke depan, setelah tergabung di dalam organisasi tersebut gunakan
ketulusan secara maksimal, semisal di KAMMI; Hadirnya kita di agenda-agenda KAMMI tidak
karena kita merasa beban dari pemimpin. Tapi merasalah itu panggilan dan
desakan dari dalam diri. Di agenda organisasi apapun itu. Rasai dan miliki
desakan keterpanggilan.
Ingatlah kembali, kalau kita tidak
mencari “sesuatu” tidak akan mungkin bisa bertahan pada suatu keadaan. Tentu
ada yang dicari dan tentulah akan ada niatnya. Berawal semua berangkat dari niat.
Kalau tidak ada yang mau kita cari, ya rugi dong. Kuliah jelas mungkin
mendapat ilmu dengan tolok ukur adanya
IPK. Lantas dalam organisasi apa yang bisa kita dapat dan gunakan sebagai tolok
ukur? Dan kalau sudah dapat yang dicari mau berbuat apa? Lagi-;agi jangan
pernah bosan memperbaharui niat. Tampaknya juga mahasiswa sudah jadi “maha”,
maka setidaknya sudah pada bisa menyimpulkan sendiri jawabannya. Kobarkan
semangat sejenaklah. Hidup Mahasiswa..!
Mulailah semuanya dengan bismillah.
Karena, segala yang berawal dari bismillah akan ternilai sebagai ibadah. Tugas
utama manusia adalah ibadah. Segala lini bisa menjadi ladang untuk beribadah.
Buat pegang kendali serta pembantu penentu arah serta alrm pergerakan; semoga
beberapa poin ini bisa mengena di lubuk para mahasiswa yang sudah mau dan
berikrar tajam dalam hatinya untuk menjadi aktivis mahasiswa. Jangan pernah
tinggalkan:
1.
Konsep
Diri Jadi Positif
Orientasi aktif di KAMMI adalah dengan
menentukan apa yang ingin kita cari dan apa yang bisa kita kembangkan di KAMMI.
Di KAMMI jangan jadikan sebagai beban. Beban itu bingkisan pikiran negatif maka
jadinya juga akan negatif. Konsep diri menjadi konsep yang positif biar menjadi
positif. Jangan biasakan diri dengan yang negatif. Berhenti menghakimi diri dengan hal yang kejam. Apa
yang bisa kita berikan maka berikanlah dengan segenap kemampuan yang dipoles
dengan konsep diri yang baik.
Berharap juga, semoga kita juga
mendapatkan yang terbaik yang tidak didapatkan di luar KAMMI. Jangan banyak
protes untuk sebuah totalitas. Banyak shahabat Abdur Rahman bin Auf, Abu Bakar
ash Shidiq telah menggunakan seluruh hartanya untuk jalannya dakwah. Dan
kikislah rasa-rasa egoisme kita dengan pengorbanan.
2.
Kelola
Sensitivitas
Kalau kaki diinjak belum tentu semua
orang akan memberikan reaksi yang sama. Mereka akan ada yang berteriak kencang,
menginjak kaki ganti, membawa balok kayu ukuran besar dan memukulnya kembali
atau hanya memilih diam dan menangis. Itu semua adalah respon, nah respon
individu sangatlah dipengaruhi oleh bagaimana pola responsibilitas dan
sensitivitas dari individu yang bersangkutan. Pun demikian dalam kepekaan
(sensitivitas) individu dalam organisasi juga akan beragam. Tapi mereka yang
tetap bertahan dan senantiasa tersempurnakan adalah yang mempertajam pola
sensitivitasnya dan tak sungkan (jawa:
enggan) menggunakannya dalam gerakan yang dinamis dan eksekutif.
3.
Orientasi
senantiasa diperbaharui
Hati-hati masuk organisasi. Jelas untuk
berdakwah, hanya pada Allah, menjadi pribadi yang lebih baik dan terus baik.
Meski kita belum tentu sudah baik, tapi tak ada salah untuk mengadakan
perbaikan dan mengajak pada yang baik. Jangan pernah menghakimi diri kita. Tidak
sempurna keislaman seseorang sebelum ia menjadi politisi” imam hasan al
Banna. Bukan berarti kita menjadi pelaku politik pragmatis semua, namun
bagaimana caranya kita mau berpikir untuk mau memikirkan kehidupan ummat (orang
lain secara jelasnya). Sama halnya dengan presiden, sebenarnya kalau ada
iktikad untuk berdakwah dalam pelaksanaan amanah yang dipikulnya pasti akan
jadi luar biasa.
Kini Dalam Wasilah Apapun Tugas Tak
Berbeda. Apa?
_DAKWAH_
Dakwah itu seruan ke Jalan Allah dengan
tujuan memindahkan dari keadaan yang kurang baik menuju kekeadaan yang lebih
baik. Sama halnya dengan kerjaan KAMMI, yakni bagaimana cara membuat pemimpin
karena masalah yang sekarang marak ada adalah ketiadaan pemimpin.
Ternyata membentuk orang itu juga tidak
mudah. Jangan mundur di tangga bawah karena tak akan mungkin kita naik ke
tangga yang atas. Jalan dakwah itu banyak tantangannya. Baik dari diri sendiri
maupun dari orang lain. Itu sebanding dengan fadhilah yang kita miliki.
Adakah
seruan yang lebih baik daripada dakwah?
Betapa kekurangan itu masih banyak. So
berbenahlah.
Masalah demi masalah sudah banyak yang
menuntut untuk dipahami. Jangan berharap bisa membawa Indonesia menjadi yang
lebih baik kalau kader-kader pembawanya saja masih banyak yang belum benar. Dan
salah satu dakwah yang digunakan adalah dakwah bil hikmah (dakwah dengan contoh).
Rasulullah mendapat gelar al amin juga dari musuhnya, sedangkan kita terkadang
oleh teman dan rekan seorganisasi saja tidak percaya. Wow apa yang sebenarnya
salah dan perlu kita benahi lagi? Di mana rolenya KAMMI? Ada IJDK nya, pahami
ya. ^^ berat masuk KAMMI? Tidak. Kembali lagi, jangan pernah menghakimi diri.
Otak kita dipaksa mikir 1000 kali lipat
daripada yang tidak memikul amanah banyak. Hmm, jangan menghadirkan beban sakit
hati dalam melaksanakannya, karena biasanya itu adalah model-model
ketidakikhlasan.
Dakwah itu sangat besar pahalanya. Kalau kita mengajak orang lain untuk
baik pada dasarnya perlahan kita memaksa diri kita untuk menjadi baik. Mau atau
tidak orang untuk diajak baik itu urusan lain. Bukankah Allah yang
membolak-balikkan hati hambaNya? Ingat Rasulullah juga mengalami hambatan.
Tugas kita hanya menyeru, jangan bersedih karena kuantitas yang kecil.
Pahala yang dilipatgandakan. Yakinlah pahalanya mengajak itu akan
dilipatgandakan. Terbayang dong kalau aktivitasnya kebaikan dan mengajak pada
kebaikan juga. Insya Allah di akhirat pantas kita bermimpi untuk memanen pahala
(atas cinta dan keridhoan Allah tentunya). Ayo buat grade, jangan sampai kalau
sefutur-futurnya kita down
Sepertinya tidak lupa dan tidak salah
untuk mengingatkan. BEKAL DAKWAH apa saja?
1.
Niat
Cukuplah dalam tataran hati, tak usah
deh disebutkan. Mengajak daurah marhalah 1 bukan berarti ia harus masuk KAMMI.
Yang penting dia itu sholeh, masuk KAMMI ya alhamdulillah, tapi kalau tidak ya
gak apa-apa. Lagian masuk KAMMI juga belum tentu masuk surga. Yang membawa ke
surga itu juga cuma karena aktivitas selama menjadi kader KAMMI. So, balik dan
kembalikan lagi semua pada niat. Niat dakwah, niat lillahi ta’ala.
2.
Taqwa
Menjalankan perintahNya dan menjauhi
laranganNya. Itulah bekal utama dari dakwah.
3.
Doa
Perbanyaklah doa karena itulah senjata
kita yang luar biasa untuk keberjalanan dakwah. Sebagaimana Rasulullah yang
mendoa pada Rabb atas dua pamannya. Doa yang diijabah itu katanya doa yang
tidak diketahui oleh orangnya. Doakan atas segala yang kita hadapi.
4.
Yakin
pada Allah
Sudah pegang niat yang lurus, ketaqwaan
terus diurus, disempatkan doa dalam setiap kesempatan maka sempurnakan
segalanya dengan pengokohan keyakinan “Allah tidak akan meninggalkan hambaNya
dan segala yang baik juga akan berbuah pada kebaikan”.
Beberapa bahasan di atas sudah membahas
tentang bekal dan orientasi dakwah, wewhhh
lanjut pada sifat dasar dari dakwah ni;
Tabi’atnya Dakwah itu......
1.
Banyak
bala dan ujiannya, so sabarlah. Tah, ujian itu sebanding dengan posisinya. Mau
posisi tinggi maka sebanding pulalah dengan penerimaan besar atas ujian. Kita
memang bukan malaikat pantaslah tidak selalu benar, tapi apa iya kita akan
salah terus kan kita bukan setan.
2.
Suatu
jalan yang panjang
Tidak harus yang kita lakukan hari ini
bisa kita panen besok.
3.
Sedikit
sekali yang menapakinya.
Kalau semua sudah berada di jalan
kebaikan, siapa lagi yang diajak dong?. Dukung dengan keyakinan yang kuat,
karena banyak orang itu jaminan akan menjadi lebih baik. Jangan sampai
traumatis dengan kader yang sedikit.
4.
Besar
ganjarannya.
Insya Allah, punggawa-punggawa KAMMI
sudah tak meragukannya lagi.
Ayo, segalanya kita pasrah dan lakukan
hanya kepadaNya.
Sekian sharing materi kajian dalam
Mabit KAMMI Komisariat ITB-STKS yang berlangsung pada tanggal 14-15 September
2012 bertempat di masjid STKS Bandung lantai 2. Acara yang berawal dari jam
20.20an tersebut diakhiri dengan rabithah dalam rangkaian al ma’tsurat ba’da
subuh. Salam Muslim Negarawan.
Wassalamu’alaykum wr.wb
NB: Buat penyempurna materi, insya
Allah kalau penulis tidak salah merekomendasikan lebih jelas bisa diperdalam di
buku tulisan fathi yakan “Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah”.
tulisannya bagus ukh.. Salam Ukhuwah^^
BalasHapus