![]() |
Pict by Ern |
Ramai disampaikan kalau al kahfi
di malam jumat atau hari jumat itu sebagai amalan yang berkesan, amalan
andalan, yang patut untuk terus ditradisikan. Tak sedikit, aktivis-aktivis pun
banyak yang saling antusias mengingatkan. Satu sama lain memasang posting -
#YukAlKahfian.
Bolehlah jika hendak melengkapi,
alasan syar’i kenapa al Kahfi begitu sayang kalau terlewatkan. Semoga manfaat
dan ada alasan kuat yang mendasari ibadah kita satu ini.
Teringat cerita dari al Barra’
ra, suatu ketika, sore hari, di samping seekor kuda terikat. al Barra’ ra
menyaksikan seorang tengah syahdu melantun Al Kahfi. Terikatlah kuda tersebut
pada dua tali. Tampak di atas kepala orang tersebut awan-awan begitu teduh
meliputi. Semakin larut dalam al kahfinya, semakin mendekat pula awan itu
padanya. Hingga, sang kuda-pun lari tanpa ia mengerti. Sungguh khusuk ia tak
sadarkan keadaan.
Datang pagi, di hari
selanjutnya, berjumpalah al Barra’ ra.dengan Rasulullah Muhammad SAW,
berceritalah ia tentang peristiwa sore itu. Singkat dijawab santun oleh
Rasulullah, “Yang demikian itu adalah ketenangan yang diturunkan bersama bacaan
al Qur’an”.
Beberapa riwayat lain
menguatkan, sebagaimana yang disampaikan Abu Darda di mana Nabi SAW pernah
bersabda, “Barangsiapa membaca tiga ayat al kahfi, maka dia akan dilindungi
dari fitnah Dajjal” (HR Muslim, An Nasa’i dan At Tirmidzi.
Abu Sa’ad al Khudri ra, dia
mengatakan, “Barangsiapa membaca al Kahfi pada malam Jumat, maka dia akan disinari cahaya
yang ada di antara dirinya dengan ka’bah. (HR Ad Darimi dan Baihaqi)
Dituturkan juga oleh Ibnu Umar
ra, “Barangsiapa membaca surat al Kahfi pada hari Jumat, maka dia akan dipancarkan
cahaya dengan sinar dari bawah kakinya sampai ke awan langit yang akan
menyinarinya pada hari kiamat kelak serta diberikan ampunan baginya dosa yang
dilakukan antara dua Jumat”. (HR. Ibnu Mardawih).
Kemudian oleh Ibnu Abbas
ra.pernah disampaikan, barangsiapa membaca surat al Kahfi pada hari Jumat, maka
dia akan diterangi sinar yang ada antara langit dan bumi, sebagaimana diriwayatkan
oleh al Hakim dan Baihaqi.
Sekarang, dasar pelaksanaan
amalnya sudah jelas, dan membaca al kahfi itu semata demi kebaikan kita
sendiri. Langkah selanjutnya adalah – bagaimana al kahfi itu mendapat berkah
dan keridhoan?
Mencari cara agar Tuhan rela
membeli al kahfi kita. Agar al kahfi yang kita lantunkan kembali pada kita
dengan ketenangan seperti tenangnya seorang pemilik kuda sampai ditinggal pergi
kudanya, mendapat lindungan dari fitnah Dajjal di hari akhir nanti, memperoleh
sinar yang tak redup antara kita dengan ka’bah, terhubung sinar dari tapak kaki
kita hingga awan di atas sana sampai kiamat dan mendapat ampunan dosa dari satu
jumat ke jumat selanjutnya.
Ya, biar transaksi jual beli
kita dengan Tuhan sebagaimana yang tertera di at Taubah 111 (meskipun ini bukan
dalam konteks peperanagan) dapatlah berjalan dengan lancar. Tuhan mau membeli
kita dengan ragam keutamaan atas alkahfi yang kita lantunkan.
Tuhan, setelah tersucikan jasad
dan ruh sebagaimana penyucian debu kotor dengan air embun dan es, maka belilah
al kahfi dan segenap amalan-amalan kami.
Erna, 03 September 2015.
Ngawi_
Label:
ARTIKEL LEPAS