Erna Dwi Susanti Personal Site

Tipuan Dzikir Jalanan

Ilustrasi : Anak Jalanan

Kak,
Ingin kusampaikan padamu apa yang menjadi peluh duka laraku,
Ingin kurenda bahasa dalam sebuah cerita.

Ganasnya hidup yang harus terjalani, tak lupa aku fasih dzikir ringan mengumpati,
Biar terlupa luka lama,
kuat menyikat perih luka selanjutnya.

Ya, dibuang pedesaan ditindih perkotaan.
Wajar kan? karna aku bukanlah sosok etis priagung atasan.

Tapi kak,
Masih ingin kututurkan renda bahasa seterusnya.
Masalah etika mencicip bahagia,
Sama saja seperti mereka, cipta rasa karsa menawarkan budaya pada negara,
Aku pun juga,
Sama dengan mereka.

Kak, lihat di sana!
Ia bukan kenyamanan yang kami dambakan,
kami hanya memeluk keadilan bersama tipuan-tipuan,
Adil menipu kasih sayang,
Sayang yang teradili bersama tipuan,
Tipuan-tipuan dzikir jalanan.
(ern)

Sragen 110315

Empat Sembilan


 
Empat sembilan,
Separuh dari usia pun enggan,
Di mana cecunguk-cecunguk itu masih senyum di atas pesakitan,
Menguburnya, menindas mereka untuk diam dan bungkam,
Bukan pedih jika dulu terjawab ‘iya’.

Hahaha,
Empat sembilan,
Yang menjanjikan warisan warisan lisan,
Aku ditinggalkan nama berlabel dua abjad ejaan,
Penjara tuan, bukan lagi sebuah kutuk kesalan,
Hanya sekedar pertalian atas ketidak taatan.

Empat sembilan,
Penyiksa atas nama jahanam,
Mengejar tahta, membuang nurani, pemuja kemunafikan
Ambil saja negara ini,
Tapi kembalikan harga diri keluarga kami,
Yang pernah lepas,
Tengah tertindas,
Dan terinjak jijik tanpa bekas.

Jika merdeka adalah hak setiap warga,
Atas nama praduga,
Jangan biarkan beningnya sangka penjarakan dusta.  


( @ernHU )
 

Sumber Gambar : thebanksbnp.blogspot.com

Intervensi Mentari Esok Hari

Mentari Pagi





Hari kamu akan menjadi saksiku,

Mengantarkanku pada mimpi-mimpi petangku,

Yang diajarkan malam untuk melambungkan kisah setinggi-tingginya,

Di negerimu, seperti yang tertulis dalam mimpiku,

Tapi esok sudah bukan hakku,

Matahari akan congkak mengintervensi kisah-kisah pertapaanku,

Karena terlampau lemah aku bertatap dengan mentari,

Esok mungkin saja ceritaku sudah berbeda lagi.


@ernHU
Sragen, 26 Februari 2015

 

Sumber Gambar : artimimpi.web.id

Sekaleng Bahasa untuk Bunda Khofifah Indar Parwansa


Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial RI 2014 - 2019)



Bunda, salam kenal dari saya,

Seorang rakyat biasa, yang usianya belum juga genap paruh baya,

Meski tangan tak langsung dapat menjabatmu,

Tapi ijinkan, kata sahaja ini terlantun atas amanahmu,

Selamat menjadi Menteri Sosial di negaraku.




Bunda, bukan bait lancang yang ingin saya sadurkan,

Sekedar bait kata untuk menaruh perhatian dan menyimpan harapan,

Pada bunda, sosok fenomenal yang dari dulu saya idolakan,

Perempuan pembaharuan,

Dengan riwayat orator ulung di atas mimbar orde baru belakangan.




Bunda, belum lama aku berkisah,

Di pelataran negeri yang bukan antahberantah,

Tapi sungguh, perasaan ini tercabik amat gelisah,

Dengan tuntutan saudara-saudaraku yang sudah mulai resah,

Meminta bantu terselesaikan beban hidup dan masalah.




Bukan pusaran, Musan atau Topan

Ia hanya sekedar angin yang mengabarkan berita segar,

Atas diangkatnya taraf kami dari ketidakberdayaan,

Paketan sakti belum kami rasakan,

Bunda, bantu kami agar tertiup udara kesejahteraan.

@ernHU



Sumber gambar : www.republika.co.id